Hajar Bleh Di Warung Koboi Baturaden

Cuma ada satu kalimat yang pantas diucapkan ketika menghadap menu Warung Koboi Baturaden, "Hajar bleh!"

Googling tempat makan wajib saya lakukan jika akan mengunjungi suatu daerah, termasuk untuk menemukan Warung Koboi Baturaden ini. Tujuannya agar mendapatkan pengalaman kuliner se-otentik mungkin. Sayang sudah jauh-jauh datang ke suatu daerah tapi makan yang bisa saya dapatkan di sekitar rumah saya.

warung koboi baturaden

Ketika ada rencana ke Lokawisata Baturaden, kami punya 2 pilihan, makan di Baturaden atau Purwokerto. 


Berhubung kami akan melipir pinggir kota, dari Baturaden mau langsung ke pantura, maka kami putuskan untuk makan di Baturaden. Yang muncul pertama adalah Ayam Ndadak, kemudian Warung Koboi.

Berdasarkan ancar-ancar dari beberapa blog, sesampainya di Baturaden, kami langsung mencari Ayam Ndadak. Kami dalam keadaan lapar karena sudah lewat waktu makan, sedangkan waktu itu hujan deras sampai kesulitan melihat jalan sehingga sulit pula mencari Ayam Ndadak. Tapi kami memutuskan tidak memutar lagi untuk mencari, melainkan berusaha mencari Warung Koboi yang ancar-ancarnya lebih jelas.

Menurut ancar-ancar yang kami cari di internet, Warung Koboi terletak disebelah Pringsewu. Tahu sendiri kan papan Pringsewu itu sudah ada berkilo-kilo meter sebelum restorannya. Jadi dari terminal itu menujuk perempatan Pringsewu lalu belok kiri. Tapi ternyata di sebelah-sebelahnya tidak ada tulisan Warung Koboi tu? Sampai di pertigaan kecil kami tanya juru parkir yang mau mendekat meski sedang hujan deras. Ternyata bapak itu memang sedang ngurusin parkiran Warung Koboi. Ealaaah.

Jadi setelah Pringsewu tadi, lurus saja sampai ketemu pertigaan, lalu belok kanan. Warungnya dekat dengan pertigaan tersebut. Bentuknya rumah sederhana dengan cat kusam. Tapi ada spanduknya dengan tulisan Warung Koboi. Terpana melihat warung sesederhana itu tapi diluar penuh mobil bagus dan didalamnya penuh dengan orang-orang mengkilat. Mereka semua duduk berderet di bangku-bangku dan menghadap meja-meja kayu kusam.

Disini kita tidak perlu memesan menu. Tapi kalau punya pesanan khusus-pun bisa. Saya sih langsung duduk dan senyum-senyum melihat sekitar karena tidak tahu mana pelayannya. Mungkin mbak, pak dan ibu-ibu yang mondar-mandir dengan pakaian rumahan itu. Seorang bapak menghampiri kami dan menanyakan mau minum apa. Setelah itu beliau menghilang.

Bapak itu kembali menghidangkan beberapa piring sayur dan lauk. Cara menghidangnya seperti rumah makan padang.

Oseng-oseng genjer dan oseng-oseng kacang panjang terinya yang ala desa itu membuat kami langsung capcus menyantap. 


Nikmat. Kemudian keluarga tahu, tempe dan ayam yang masih hot dan gurih. Yang suka nglethus pete juga ada. Widiiih hujan-hujan makannya begitu, kami jadi susah berhenti. Makan terus.
Begitulah siang itu kami kenyang dan puas makan di Warung Koboi Baturaden. Untuk harga entah bagaimana menghitungnya. Kami merem saja cemat cemut bolak-balik mengambil ayam yang dipotong kecil-kecil itu. Nggak mikir harga. Enak sih. Ternyata semua yang kami makan dihargai Rp 165.000,- Sesuailah. Ini saya rekomendasikan.

Warung Koboi
Baturaden, Banyumas.


Kuliner Jawa Tengah lainnya:
Nasi Kebuli Terakhir RM Puas Pekalongan
Ayam Goreng Bu Bengat Gringsing Batang

Post a Comment

3 Comments

  1. Hujan-hujan hidangannya kayak gitu. Bisa dibayangin, deh. Pasti nikmattt banget. Jadi pengen juga, Mbak :)

    ReplyDelete
  2. Aku dah lama banget ngak makan genjer, jadi merindu.
    Eh tempat nasi nya masih zaman bahula yaaaa, di rumah ku dulu juga pake begituan

    ReplyDelete

Thank you for your comment. It will appear soon.